Motivasi berasal dari kata “move”yang artinya “bergerak”. Salah satu unsur dari motivasi itu sendiri adalah motif atau alasan. Sehingga ada yang mengartikan motivasi adalah suatu dorongan baik dari dalam maupun dari luar untuk mencapai suatu tujuan. Dorongan ini dapat dideskripsikan secara sederhana dengan suatu bagan “The Ladder of Motivation”(Tangga Motivasi).
1. LATAH
Tingkat motivasi paling bawah adalah latah, yaitu dorongan untuk berbuat sesuatu karena ikut-ikutan. Misalkan Ia melihat kondisi lingkungan sekitarnya ternyata tidak memiliki semangat dalam bekerja, datang terlambat, diberikan tugas tidak selesai, kerja santai-santai, sehingga dirinya mengikuti apa yang menjadi kebiasaan orang banyak di lingkungannya tersebut. Akhirnya ia pun latah, motivasi dalam bekerjanya menurun. Namun sebaliknya jika di lingkungannnya orang-orang semangat dalam bekerja, ia pun akan malu jika bersantai-santai, maka ia pun akan mengikuti terpacu semangatnya dalam bekerja. Motivasi semacam ini mudah sekali tergoyahkan.
2. TAKUT
Rasa takut yang mendorongnya untuk mengambil tindakan tertentu untuk menyelamatkan dirinya. Dimana rasa takut ini beraneka ragam seperti : takut terhadap masa depan, takut akan dikeluarkan dari tempat kerja, takut memperoleh hasil yang jelek dan sebagainya yang semuanya bermuara pada satu titik yaitu “Takut pada suatu kegagalan”. Dorongan yang muncul pada tahap ini, karena takut pada suatu kegagalan, maka ia mau bergerak atau bersemangat dalam bekerja maupun melakukan aktivitas yang lainnya, karena kegagalan bagi dirinya akan menghadirkan penderitaan dan hal itu jangan sampai terjadi kepada dirinya.
3. BANGGA
Tangga motivasi berikutnya adalah rasa bangga; bisa bangga terhadap kehormatan keluarga, prestasi yang pernah diraihnya, posisi tinggi dalam sebuah perusahaan dapat pula mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang lebih besar.
4. CINTA
Tangga puncaknya adalah cinta. Ia merupakan kekuatan motivasi yang dahsyat. Dengan dorongan cinta ini berarti kita lebih banyak memberi daripada memperoleh. Cinta juga berarti menjaga keseimbangan antara harapan dan ketakutan sehingga tidak terjebak pada sikap underestimate atau overestimate. Motivasi dengan dorongan cinta ini, ia akan mencintai aktivitas atau pekerjaan yang ada dihadapannya, sehingga ia enjoy menghadapi kesulitan atau hambatan pekerjaan yang ditemuinya. Apalagi jika motivasi cinta ini lahir dari pemahaman bahwa “bekerja itu adalah ibadah” ia memahami akan hadits “Sesungguhnya di antara dosa-dosa itu, ada yang tidak dapat terhapus dengan puasa dan shalat”. Maka para sahabat pun bertanya: “Apakah yang dapat menghapusnya, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Bersusah payah dalam mencari nafkah.”(HR. Bukhari)dan hadits “Sesungguhnya Allah mencintai jika seseorang melakukan suatu pekerjaan hendaknya dilakukannya secara itqon (profesional)”.(HR Baihaqidari Siti Aisyah ra)
PERBAHARUI MOTIVASI
Mari kita mendeteksi tangga-tangga motivasi yang hadir dalam diri kita selama ini. “Tangga motivasi apakah yang mendorong kita dalam bekerja?” Semoga kita termasuk kedalam orang yang bekerja dengan memiliki komitmen dan motivasi tinggi. Langkah awal yang harus kita lakukan jika kita menghadapi kondisi yang tidak sesuai dengan harapan, janganlah mengeluh karena mengeluh tidak akan pernah memberi jalan keluar. Mengeluh hanya akan membuat kita makin tenggelam dalam lorong ketidakberdayaan. Gunakanlah kreativitas kita dalam mencari solusi dan kaitkanlah segala hal aktivitas yang kita kerjakan didasari dengan kecintaan maka akan hadir keasyikan-keasyikan dalam menjalaninya.Berikanlah makna ibadah dalam bekerja sehingga kita akan memberikan yang terbaik untuk menanam benih kebaikan yang kelak akan kita panen di akhirat kelak.
(Sumber: Strategi Manajemen dan Real Battle for Success)